Archive for November 2018
Tiba - tiba saja waktu mempertemukan kita.
Kamu dan aku Sepakat untuk menjalin hati, Menumbuhkan perasaan.
kita belajar satu sama lain,
Aku berusaha memahami Sifatmu Yang masih asing untukku
begitu pun kamu
yang dengan senang hati menerima dunia ku
hal yang barangkali jarang atau belum pernah kamu temui sama sekali
Kita dua orang yang tak sehobi
Aku suka hal - hal yang sepi, tidak begitu suka keramaian
Jikapun ingin menikmati waktu denganmu
Aku lebih suka menghabiskan waktu berdua saja menikmati angin yang bertiup lembut
Atau menatap senja dipinggir pantai yang tak begitu ramai.
Sementara kamu
lebih suka hal sebaliknya. kamu suka hal- hal yang heboh, sesuatu yang meriah
kamu suka tempat - tempat yang tidak membuatku nyaman sebelumnya
beberapa kali kita harus belajar keras saling memahami
Kamu belum paham duniaku, aku juga tak begitu paham dunia mu
kita sempat berdebat hal - hal yang sebenarnya tak perlu kita debatkan
tetapi yang aku suka darimu, kamu mau belajar tenang,
meski kita belum menemukan pemahaman yang sama.
kamu mau belajar menerima dunia ku
itu yang membuat ku juga ingin belajar memahami duniamu
hal hal yang tak pernah kulalui sebelumnya
meski pada akhirnya, aku menyadari satu hal penting untuk kita
waktu tlah menautkan hati kita
hal yang harus kamu dan aku jalani, bukan tentang memahami duniaku saja
atau dunia mu saja namun, kita harus belajar menciptakan dunia yang baru
dunia kita. sebagai orang yang menekuni kegiatan olahraga sejak beberapa tahun lalu
aku pernah berkeinginan mempunyai kekasih yang sehobi dengan ku
Namun, tuhan mengirimkan kamu kepadaku, bukan yang menekuni kegiatan olahraga
kamu malah menekuni kegiatan masak - memasak
ya, kamu suka memasak untuk orang orang.
kamu pernah berkata padaku
memasak, membuatmu merasa bahagia
sama seperti aku
berolahraga tidak membuatku menjadi orang gila
sejak hari itu, aku mengerti satu hal lagi
terkadang kita tidak butuh orang yang paham dunia kita
orang yang sekegiatan dengan kita
yang kita butuhkan ialah orang yang mau menerima dunia kita
yang mau sama - sama belajar saling memahami
meski sebelumnya tidak tahu apapun satu sama lain
kini kita telah sepakat untuk tetap menjaga apa yang sudah kita miliki
meski beberapa kali kita berdebat untuk hal - hal yang belum sepenuhnya kita pahami.
tak mengapa, itu wajar saja, selama kamu dan aku percaya satu hal
sehebat apapun kita berdebat, percayalah
rasa sayang yang kita punya jauh lebih besar dari itu
hal yang harus membuat kita menyadari
kita tidak boleh lama - lama merawat emosi buruk
agar apapun yang kita jaga tetap terawat dan berbahagia
Dulu
aku pernah membayangkan hidup dengan seseorang yang sama berolahraga
namun kini, aku selalu membayangkan
kelak saat aku berolahraga, ada seseorang yang menyediakan makanan untukku
Dan orang itu adalah Kamu
Sesuatu Itu Kamu
Bila harus mencintai secara diam-diam
Pura-pura bahagia saat melihatmu dan dirinya
Aku hanya bisa diam saat ini
karena aku tak tau bagaimana menyampaikan perasaan yang benar.
Aku pun takut, Bila nanti perasaanku kau biarkan begitu saja.
Tanpa ada perlakuan apapun dari mu
Aku tau....
yang mencintaimu Bukan hanya aku
yang mencoba memilikimu pun bukan hanya aku
Aku cukup tau diri sebelumnya,
aku selalu bertanya kepada diriku sendiri.
Apakah aku pantas untuk berada di dekatmu?
Apakah aku pantas untuk menaruh harapan kepadamu?
Apakah aku pantas untuk memilikimu?
Sebelum aku mencintaimu, Aku sudah banyak merubah diriku terlebih dahulu
Agar aku terlihat lebih pantas.
Sebab, kau selalu melihat kearahnya, yang justru sempat menjadi masalalumu.
Aku sadar...
Aku tak pernah membuatmu tersadar
Aku lelah...
Bila terus berharap pada seseorang yang takpernah ingin tinggal,
Seseorang yang selalu saja membuatku berharap terlalu tinggi,
Seseorang yang tak pernah mengerti akan sebuah pengorbanan
Seseorang yang selalu saja membuat ku jatuh berkali - kali
Aku ingin menghilang..
Sungguh, aku tak ingin berada di keadaan seperti ini lagi
Keadaan yang membuatku sulit bernafas, sehari saja.
Aku tak ingin memikirkan tentang dirimu
Tapi nyatanya tak bisa,
Namamu selalu saja melintas dipikiran ku.
Mengapa tak kau katakan saja dari awal?
Bahwa kau tak benar benar menginginkan ku.
Mungkin pada saat itu juga aku takkan memberikan hatiku padamu.
Aku kira, kamu orang yang baik.
Seseorang yang dikirim tuhan untuk membuatku terbangun dari mimpi burukku.
Nyatanya, Kau tak lebih jahat dari seseorang yang sebelumnya menyakitiku lebih awal.
Pada saat ini aku jatuh hati kepada seseorang yang mampu ku gapai sebatas punggung saja.
Seseorang yang sanggup aku nikmati bayangannya tanpa bisa aku miliki.
Baiklah...
Aku tak menyesal mengenal dirimu.
Setidaknya kamu sudah mengajariku bahwa Cinta tak Harus Memiliki.
Bahwa Perasaanpun pun tak harus terbalaskan.
Terimakasih telah menjadi perjalananku yang melelahkan.
WAKTU YANG SALAH
Paling tidak, aku pernah Menggilaimu diantara ribuan bahkan milyaran pasang mata digalaksi ini.
Menjadikanmu Matahari tempat rinduku Berotasi
Hingga hanya namamu yang berada diatas langit-langit doa.
membuat malaikat sibuk Memunguti semua semogaku untuk dihadapkan pada Tuhan.
selepas pergimu, aku hanya akan sibuk meramu doa terbaik untukmu, sebab rinduku tlah kulucuti.
lalu kumakamkan diatas pusaran potret kenangan kita,
ia tidak lagi menemaniku, aku enggan menjadi pendosa ulung yang terus merinduimu.
hanya tuhan yang mampu menjawab pertanyaanku perihal pergimu.
suatu saat akan ada utusan bernama Waktu.
Aku percaya Waktu adalah kendaraan yang tak pernah bisa dihentikan.
Mampu melukai namun juga mampu mengobati.
Mampu mengukir Namun juga Mampu menghapus.
Jika saat ini Waktu Menghampiriku Lalu menggoreskan Luka, aku hanya perlu menepi sejenak.
menunngu waktu kembali untuk mengobati, kemudian, menghapus bekasnya.
Mungkin aku bukanlah seseorang yang ahli Bermain - main dalam penantian.
Tapi aku tahu, untuk memenangkannya kita perlu bersabar.
Meskipun selama Prosesnya, kita akan menemukan Jalan - jalan yang berliku dan tidak sesuai dengan harapan.
Namun, itu adalah cara waktu mengujiku, Memang seperti itu kan?
Jika Ingin naik kelas , harus ada ujian yang mungkin Melelahkan.
Ingin menjadi pintar, harus banyak - banyak belajar.
Ingin bisa berjalan, harus banyak - banyak terjatuh.
Untukkmu seseorang yang pernah senada dalam satu janji
akan ada massanya aku berhenti menggilai, dan tak terkulai dalam Luka.
Ketika Hari itu tiba, jika namamu kutasbihkan, aku akan biasa - biasa saja.