Posted by : Putra Pradana
Minggu, 02 Desember 2018
Teruntuk Kamu
Akhirnya, Sedih juga yang menjadi ujung Pertemuan kita
Sesuatu yang Tidak kita Harapkan,
aku ingat Pada pertemuan itu kamu mengenakan baju berwarna merah
yang kini tak lain seperti jebakan, lubang yang didalamnya penuh dengan kenangan
senja bahkan tak lagi indah dimataku
segala yang merah hanya akan membuat pedih yang tak hanya dirasa mata
setiap hari sudah mulai sore
aku merasakan takut yang mungkin hanya aku yang merasakan
sementara sudah setakut itu
tetapi aku masih nekat menanyakan sesuatu di dalam hati
Apa kabar kamu disana?
aku masih menyukai apapun yang kamu tunjukkan
masih seseorang yang senyumnya tak bisa digantikan dengan siapa - siapa
setiap memandang fotomu
aku sering terpikir sambil menertawai kenyataan
bahwa ternyata bukan mautlah yang memisahkan kita juga
melainkan hanya perkara yang lebih baik
disisi lain
aku menemukan mu bak orang yang berbeda
yang tak seharusnya.... mengapa kamu seperti itu ?
dan mengapa kamu mau berada disana ?
yang masih menjadi sesak didalam dada
mengapa kamu menuduh seseorang lebih baik dari ku?
sementara dunia nya gelap dan suram
pertanyaan itu seharusnya sudah ku kubur dalam - dalam
tidak ada yang perlu dijawab lagi lagi pula
aku pernah menjawabnya sendiri
yaitu mungkin dia lebih membuat nyaman
sesungguhnya surat ini kubuat bersama dengan perasaan percaya
suatu hari kamu akan menyesal. untuk itu melalui surat ini aku mau bilang
hatiku masih terjaga kapanpun kamu ingin kembali
aku telah dari dulu melupakan kesalahan mu dan ketegaan mu
jauh sebelum kamu terfikir untuk memohon maaf
kembali lah jika kamu memang sudah lelah disana
panggil aku
jika kamu merasa tersesat aku
aku yang dulu kamu cintai itu
tidak kemana - mana terpaku aku