Posted by : Putra Pradana
Senin, 19 Agustus 2019
Mungkin bukan kamu yang berubah,
Atau mungkin aku yang berbalik arah
Euforia kita yang teramat manis diawal kisah, sesungguhnya
adalah permulaan yang salah.
Karena kita mengawali kisah di dalam kisah.
Karena bagaimanapun bertiga tetaplah salah.
Bahagia rasanya bisa menjadi sosok yang menghapus lukamu.
Menjadi seseorang yang memberikan pelukan dan menyeka hujan
pada pipi meronamu.
Dan aku tak menyangkal, momen itu adalah sebahagia –
sebahagianya aku rasakan kala itu.
Namun, sampai kapankah aku hanya menjadi bayangan?
Melihatmu masih saja menerima dia dalam hari – harimu.
Menyaksikanmu mendatangiku saat diberi pilu.
Itu benar – benar tak adil bagiku.
Di nomor duakan oleh seseorang yang selalu aku nomor
satukan.
Menyakitkan bukan?
Ohya, satu lagi.
Kisah kita tidak hanya melibatkan hatimu saja, tetapi hatiku
juga
Setelah apa yang telah aku perjuangkan untukmu, tolong hargailah itu
Aku tahu, kamu mencoba memberikan hatimu padaku
Tetapi sadarkah jika itu sama sekali tidak utuh untukku?
Mungkin aku tidak berubah
Aku hanya berhenti dan mulai berbalik arah.
Aku hanya lelah menjadi tempat singgah.
Karenanya mari kita berhenti sejenak,
Memikirkan kembali arah kita akan kemana.
Tangan kita menggenggam siapa,
Hati kita teruntuk yang mana.
Jika kamu paham arah hatiku,
Belum terlambat untuk memutuskan.
Belum jauh aku meninggalkan