Archive for 2019
rayi : "pelan - pelan jalannya ya, iya, naik tangga , terus, terus, ke kiri, sar, iya naik lagi"
sara : " masih jauh gak"?
rayi : "udah di depan mu, sar, langkah maju lagi ."
sara : " aduh kenapa pake tutup mata ,sih, nggak keliatan tau."
rayi: " iya biar surprize, awas nggak boleh ngintip!"
sara: " oke....oke.... awas ya kalau kamu aneh- aneh."
rayi :" udah sar, udah sampai, berdiri tegak ya, buka kainnya dalam hitungan ke tiga."
rayi:"satuu"
sara:"duaa"
rayi :"tiga"
sara :"tiga"
sara:"rayii."
rayi:"iya sar?."
aku siap, aku siap jika dia menolakku, yang terjadi justru sebaliknya.
sara:"sepupumuu."
kakiku lemah, organ-organ didadaku rasanya seperti turun.
sara:"abangku pengen aku sama dia. dia ngedeketin abangku buat aku, rayy. dia udah ngincar aku lama."
sara:" rayy, orang di belakang dia banyak banget. aku takut kalau kamu sama aku lagi, kamu diapa-apain."
jika memang sara harusku lepas, ya maka jangan untuk orang yang bisa kulihat setiap hari, setiap bulan, setiap tahun. beri dia untuk orang yang tidak aku kenal. hingga membawanya ke tempat jauh yang tidak pernah aku jumpai.
entahlah, situasi selalu berbalik. sara yang kemarin menjadi segalaku kini berubah menjadi seseorang yang tidak aku kenali lagi. yang kemarin aku tidak kenali kini berubah menjadi segalaku. situasi selalu berbalik, lebih buruk atau lebih baik.
dalam buku tamu karya: Sdavinci
sara : " masih jauh gak"?
rayi : "udah di depan mu, sar, langkah maju lagi ."
sara : " aduh kenapa pake tutup mata ,sih, nggak keliatan tau."
rayi: " iya biar surprize, awas nggak boleh ngintip!"
sara: " oke....oke.... awas ya kalau kamu aneh- aneh."
rayi :" udah sar, udah sampai, berdiri tegak ya, buka kainnya dalam hitungan ke tiga."
rayi:"satuu"
sara:"duaa"
rayi :"tiga"
sara :"tiga"
sara:"rayii."
rayi:"iya sar?."
aku siap, aku siap jika dia menolakku, yang terjadi justru sebaliknya.
sara:"sepupumuu."
kakiku lemah, organ-organ didadaku rasanya seperti turun.
sara:"abangku pengen aku sama dia. dia ngedeketin abangku buat aku, rayy. dia udah ngincar aku lama."
sara:" rayy, orang di belakang dia banyak banget. aku takut kalau kamu sama aku lagi, kamu diapa-apain."
jika memang sara harusku lepas, ya maka jangan untuk orang yang bisa kulihat setiap hari, setiap bulan, setiap tahun. beri dia untuk orang yang tidak aku kenal. hingga membawanya ke tempat jauh yang tidak pernah aku jumpai.
entahlah, situasi selalu berbalik. sara yang kemarin menjadi segalaku kini berubah menjadi seseorang yang tidak aku kenali lagi. yang kemarin aku tidak kenali kini berubah menjadi segalaku. situasi selalu berbalik, lebih buruk atau lebih baik.
dalam buku tamu karya: Sdavinci
Menyerah Karena Diabaikan
Seandainya ...
pada
tidurmu kau menemukan angin yang mengetuk jendela kamarmu perlahan
kumohon
jangan kau usir..😔😔
ia
hanya ingin tahu perihal kabarmu ,.....
ia juga ingin singgah sejenak melihat dirimu
setelah
itu ia berjanji....
ia
akan pergi....
bila
pada besok pagi
kamu
melihat angin yang meniupkan tirai jendela kamarmu....
ajaklah ia minum secangkir air hangat bersama mu....
untuk
merasakan kehangatan bersama....
ajak
lah ia bercakap mengenai dirimu,,,,,,sejujurnya..
ia
tak tahu begaimana cara meninggalkanmu.....
tidak kah kau tau...
angin
sering kali menyatakan sebuah isyarat sederhana.......
namun
,sering kali menampik untuk memahami maksudnya...
kau
acuhkan dirinya ketika ia melintas di depanmu....😥
sembari
memberimu tanda,,,
bahwa
ia selalu Merindu....
seandainya pada malam nanti
kau
masih menemukan angin di depan teras rumahmu...
tolong
jangan kau usir....
sebab
ia tak pandai melupakanmu...
sama
halnya seperrti diriku...😊😊😊😊😊😊
Tak Sanggup Lupa
Kepada Senja,
yang Pernah Aku Lalui , aku tak ingin melupakannya.....
karena itu ialah sebuah pengalaman.....
pengalaman yang akhirnya aku jadikan sebagai suatu pembelajaran hidup,,,,
hidup untuk IKHLAS
"IKHLAS MELEPASMU"
Darimu yang Membuat matahari Begitu Sejuk....
dialunan Melody Musik yang Begitu Merdu
dan Suasana Angin yang Begitu DERAS
Bagaikan Tepian pantai
saat Aku mulai terpana
saat itu pula aku Tersadar
bahwa semua itu ialah sementara
senja lah yang mengingatkan ku pada kebodohan ku
aku yang pada kenyataannya terlalu Mencintai mu
sedangkan kamu , ialah orang yang tidak memperdulikan hal itu...
aku tau sampai dimana aku ini
aku yang egois nya bagaikan senja sore yang sebentar...
aku yang pada akhirnya adalah seorang pengagum untukmu...
yang akhirnya kamu tidak perduli.....
tapi tak mengapa, aku senang...
karena walau bagaimanapun aku pernah hampir memilikimu
walau pada akhirnya aku tersingkir dihidupmu...
senja terimakasih ......
karena kehadiranmu dahulu aku bisa menjadi Peng-IKHLAS
orang yang sangat ikhlas sekarang mendengar dirimu bersama orang lain...
dan menemukan tempat baru untuk dapatkan suasana baru
senja terimakasih....
karena pada akhirnya aku menjadi iklas
untuk melupakanmu
karya : Putra Pradana
Iklhas
Mungkin bukan kamu yang berubah,
Atau mungkin aku yang berbalik arah
Euforia kita yang teramat manis diawal kisah, sesungguhnya
adalah permulaan yang salah.
Karena kita mengawali kisah di dalam kisah.
Karena bagaimanapun bertiga tetaplah salah.
Bahagia rasanya bisa menjadi sosok yang menghapus lukamu.
Menjadi seseorang yang memberikan pelukan dan menyeka hujan
pada pipi meronamu.
Dan aku tak menyangkal, momen itu adalah sebahagia –
sebahagianya aku rasakan kala itu.
Namun, sampai kapankah aku hanya menjadi bayangan?
Melihatmu masih saja menerima dia dalam hari – harimu.
Menyaksikanmu mendatangiku saat diberi pilu.
Itu benar – benar tak adil bagiku.
Di nomor duakan oleh seseorang yang selalu aku nomor
satukan.
Menyakitkan bukan?
Ohya, satu lagi.
Kisah kita tidak hanya melibatkan hatimu saja, tetapi hatiku
juga
Setelah apa yang telah aku perjuangkan untukmu, tolong hargailah itu
Aku tahu, kamu mencoba memberikan hatimu padaku
Tetapi sadarkah jika itu sama sekali tidak utuh untukku?
Mungkin aku tidak berubah
Aku hanya berhenti dan mulai berbalik arah.
Aku hanya lelah menjadi tempat singgah.
Karenanya mari kita berhenti sejenak,
Memikirkan kembali arah kita akan kemana.
Tangan kita menggenggam siapa,
Hati kita teruntuk yang mana.
Jika kamu paham arah hatiku,
Belum terlambat untuk memutuskan.
Belum jauh aku meninggalkan
MUNGKIN
aku tahu
perihnya ditinggalkan karena digantikan
aku tahu
sakitnya tak dianggap padahal selalu ada.
Aku mengerti,
kecewanya janji yang tidak ditepati.
aku tahu,
sedihnya dicintai separuh padahal aku mencintai dengan penuh.
Aku tahu,
usiknya cemburu tapi tak berhak sedikitpun.
aku tahu ,
cemasnya mengkhawatirkan tapi tidak berani mengatakan.
aku tahu, dan aku mengerti semua itu.
Maka maafkan aku,
jika hari ini aku begitu pemilih untuk menjatuhkan hati lagi.
aku bukannya tak mau,
hanya saja aku masih sedikit takut dikecewakan lagi oleh orang-orang yang kupercaya.
Penulis : Bhrian Khrisna
penulis Blog : Putra Pradana
Aku Tahu
pernahkah kau merasa bahwa kau tak hanya yang satu - satunya.
pernahkah kau benci pada diri sendiri karena bagimu dia adalah satu - satunya.
pernahkah kau mencoba berubah, untuk perubahan yang tak kunjung ada dalam benaknya.
kalau aku;pernah,
aku tak menyangka, apa yang sudah aku usahakan untuk mengubah hal itu, ternyata kau juga melakukannya.
ternyata selama ini aku bukanlah satu - satunya.
aku adalah satu diantara sekian banyak tempat singgah yang coba kau pertahankan.
pengisi waktu ketika cintamu pergi dan kau kesepian seorang diri.
entah ketika saat itu kau sedang bosan
entah ketika kau rindu untuk digembirakan.
namun yang jelas, aku adalah salah satu dari orang yang kau cari untuk membunuh rasa bosan.
kata yang pernah kau ucapkan padaku malam itu,
ternyata kau mengucapkannya juga ditempat lain.
rasa rindu yang kau utarakan kepadaku pagi itu,
ternyata kau utarakan juga pada sosok lain.
tempat yang pertama kau datangi bersamaku itu,
ternyata kau mengaku bahwa kau tahu tempat itu bukan dari aku; kepada orang lain.
aku tak ingin terlalu menyangga
aku tak ingin terlalu menyalahkanmu
mungkin ini adalah akibat dari aku yang tidak terlalu memperhatikanmu.
atau mungkin ini adalah akibat dari kamu yang terlalu ingin diperhatikan.
tapi jika aku adalah salah satu dari banyaknya tempat singgahmu
mungkin jika kehilangan aku, kau takkan pernah tahu. (Bhrian Khrisna)
Satu Dari Banyak
Seperti yang telah aku ceritakan pada bagian sebelumnya
Teramat banyak yang memengaruhi terciptanya sebuah rindu.
Entah itu jarak, Kehilangan, kepergian atau ketertinggalan.
Hal - hal tersebut mencetus kelahiran sebuah rindu.
Namun, pada kenyataan hubunganku denganmu
aku mengalami fase dimanya aku ditinggal olehmu tanpa sebab.
Membuat rasa hangat yang dahulu begitu nikmat berganti dengan sebuah rindu yang teramat dingin
Diam tanpa satu pun ucap.
Waktuku kini dikendalikan oleh rasa rindu apalagi saat malam datang.
Rindupun telak menikamku habis - habisan.
Kadang aku heran,
Saat lelah datang rindu sering kali tidak mengerti.
Ia senang berkediaman dengan diriku
Membuat mataku sulit memejam
Membuat logika dan pikiranku menjadi berantakan.
Bila sudah demikian,
Apa yang begitu indah dari sebuah kata rindu kalau bukan menikmati kesendirian?
Merayakan sepi pada kehampaan masing - masing.
Saling memeluk diri pada keheningan rindu yang begitu bising
Saling memenjarakan harapan, saling memenjarakan harapan untuk bertemu
menikmati air mata sebagai satu - satunya hidangan wajib kala kita merindu.
kadang aku bepikir ingin membunuh rasa rindu ini.
Tapi, saat aku mencoba menikamnya semakin hatiku merasa tertusuk pisau yang kutancapkan sendiri.
Disaat aku ingin menjaga jarak dengan rindu, rindu malah semakin kurasa dekat.
Atau rindu sudah benar - benar melekat pada hati dan pikiran ini?
jikalau memang sudah melekat, begitu cepatkah ia bertempat pada hati ini.
Atau ini adalah sebuah kado dari keterpisahan kita yang tidak beralasan?
Kalau benar ini adalah kado, kapan aku menerimanya ?
mengapa aku memilih ia saat semuanya sudah berakhir?
bukankah saat kamu pergi, tidak ada satu pun pemberian yang kamu tinggalkan?
Rindu itu pemaksa yang tidak bisa ditolak.
ia seperti tuan, dan aku selayak budak yang harus menuruti semua keinginannya.
Aku tidak akan sanggup mengutarakan kata menolak.
Sekalipun hal - hal yang dilakukan bertolak belakang dalam segi rasional.
walau terkadang diriku terlihat sangat kuat.
namun pada rindu diriku bisa saja lemah dan terikat.
membelenggu diriku sendiri oleh rindu yang kuciptakan sendiri.
lalu yang aku temukan ialah keterpaksaan - keterpaksaan yang berusaha untuk kunikmati.
diriku menolak, namun hatiku tidak bisa berbuat banyak.
dirimu adalah rumah, tempat rasaku berkediaman.
namun saat kita saling diam, terpaku oleh jarak, terbunuh oleh kepergian,terpenjara pada kehampaan dan mendapati kehilangan.
rindu akan berkediaman dan bermukim pada hati kita yang tidak lagi aman
Kado yang Terpaksa Diterima
Pagi datang lagi,
Membangunkan ku dari kicauan Burung dan mentarinya.
Hari yang berbeda, waktu yang berbeda, massa yang berbeda
Masih dengan Perasaan yang sama
Yang menunggu pesan darimu masuk kedalam Ponselku
sekedar Selamat pagi akan jadi dua kata yang paling hebat untuk mengawali hariku,
ternyata tidak ada.
Buku yang tergeletak disebelah Pemutar musik sudah tiba dihalaman terakhir.
Kata mereka, Hidup ini harus seperti membaca buku,
kita tidak akan bisa lanjut ke bab berikutnya jika terus terpaku pada bab sebelumnya
Namun, mengapa hidupku lebih mirip satu lagu yang sudah bersenandung ratusan kali di pemutar musik sedari malam.
terus berputar balik tanpa pernah bosan kunikmati kesenduannya.
Lagi-lagi imajinasimu Menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu
Sementara realitas?, dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari,
Aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku.
Oh tenang,
Aku tidak lelah, justru aku menikmati prosesnya.
Kemudian Pagi kembali berganti malam.
Repitisi yang tidak lagi membosankan semenjak kamu hadir
mata coklatmu yang indah dicampur senyummu yang berseri
tak pernah gagal membuat jagat rayaku meledak menjadi jutaan kembang api.
Lagi-lagi aku menantimu seperti aku menanti cahaya.
Tak menyerah walau langkah Melemah.
Entah mengapa hatiku berkata, Kau lah orangnya
Gemintang keras menyemangatiku, terlalu jauh sorak sorainya untuk kunikmati.
Disini sunyi tanpa ingar-bingar.
Entah mengapa hatiku berkata; Kau akan datang.
kita sama-sama pemimpi,
kau mengejar impian,; dirinya
aku menunggu impianku;dirimu
tak mengapa hatiku berkata; Kau pantas untuk semua Pengorbanan
DiPosting Ulang Oleh : Putra Pradana
Dan Kemudian
Ada yang bilang akan selalu ada, nyatanya sementara
Dan berakhir Lupa
Ada yang Bilang Peduli, nyatanya tak lebih dari sekedar ilusi
Ada yang bilang akan membantu, nyatanya Semu
Semuanya Palsu....
Ada juga yang bilang siap mendengar cerita,
Namun ketika aku bersuara, Aku Dianggap Gila
Tak perlu bilang ingin menemani jika ingin cepat-cepat Pergi
Dan enggan kembali
Tak perlu bersandiwara ikut membiru,
Bila menanggapi pesanku pun harus ditunda dulu